Siapa sih yang tidak doyan love story. Pasti kalian juga sangat doyan mantengin cerita cerita cinta yang kadang bikin kalian mellow dan nangis. Ngerasa haru banget saat melihat adegan yang bisa bikin merinding bombay gegara kisahnya mirip seperti yang kamu rasa. Apalagi jika sang aktor pinter banget main peran seolah olah semua nampak nyata. Air matanya nyata, tangisannya nyata, dan semua hubungan itu nyata. Padahal kita semua tahu bahwa semua itu FAKE alias palsu.
Jika yang kita tonton adalah sesuatu yang ada nilai ajarannya, maka kontan saja itu bakalang ngaruh ke pola pikir kita. Kalian nonton filem yang cengeng, maka lambat laun hidup kamu akan nampak cengeng. Menghadapi masalah tidak berani, cenderung menghindari sebuah tantangan dan tidak mau FIGHT saat menghadapi masalah kehidupan.
Tetapi jika yang kita baca, yang kita telaah adalah cerita cerita kepahlawanan, maka jiwa kita akan dididik untuk menjadi perwira dalam cinta. Tidak cengeng dan penakut. Tidak manja dan lemah. Tetapi kuat, tangguh dan tidak kenal menyerah. Mencintai hanya karena halal, dan bukan karena tidak bisa melawan bisikan setan.
Anak muda Islam tentu saja harus menjadi anak anak muda yang perwira. Jika dia jatuh cinta, cintanya tidak membuatnya lemah dan terpuruk dalam dosa. Tetapi jika dia jatuh cinta, dia masih mampu menjaga kehormatan dirinya. Masih mampu menjaga iman di dadanya. Dan selalu mampu berdiri tegak di jalan dakwah yang tercinta, bukan menyerah kalah surut ke belakang, bergabung dengan barisan para pecundang.
Cinta seharusnya menguatkan sisi keimanan, bukan malah membutakan hati dan perasaan. Di sinilah letak beda kita dengan generasi lainnya. Cinta yang mencerahkan, bukan cinta yang membinasakan pemiliknya.