Oleh Burhan Sodiq
Dalam sebuah kesempatan ada obrolan yang sangat menarik di antara kawan kawan. Salah satu tema yang menarik yang kami diskusikan adalah soal akhlak dan adab. Kita dapati bahwa meski banyak yang sudah hapal quran tetapi ternyata tidak serta merta membuat akhlaknya bagus.
Seorang berkata, “Kami temukan fakta bahwa ada orang yang sudah hapal quran. Tetapi mereka masih memiliki perilaku yang kurang baik. Masih joget joget dan tidak memperhatikan hal hal yang baik dalam perilaku keseharian.”
Seorang lagi berkata, “Di tempat kami juga sama. Meski mereka sudah hapal quran tetapi semangat memperjuangkan islamnya masih sangat kurang. Tidak peka terhadap dakwah tapi hanya sebatas memiliki hapalan quran saja.”
Hal hal inilah yang kemudian memantikan diskusi di antara kami. Membahasa apa yang menjadi penyebab ini semua. Kenapa sebuah hapalan quran ternyata tidak serta merta membuat anak anak memiliki akhlak yang baik.
Putus di Jalan
Salah satu yang menjadi penyebab adalah putusnya jalur juang yang ada. Orang yang menghapal quran tidak belajar tentang akhlak secara simultan. Sehingga terputuslah jalur juang yang ada. Hapalan quran sangatlah bagus, tetapi dalam praktik dakwah masih perlu banyak dilakukan pembenahan.
Padahal seharusnya setiap ayat yang dibaca dan dihapalkan mampu menjadi semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Bisa mengamalkan ajaran islam dengan penuh semangat. Serta mampu hadir dalam jalan juang yang dibutuhkan.
Keterputusan ini diperparah dengan waktu yang terbatas dengan target yang sangat tinggi. Waktu yang mepet dan target hapalan tinggi diakui atau tidak menjadikan fokus seseorang menambah hapalan. Sehingga tidak ada waktu untuk dirinya membaca buku yang lain. Tidak semangat pada perjuangan. Serta kurang menempa diri pada akhlak yang islami.
Solusinya apa?
Seorang mukmin harus kuat dalam integritasnya. Dia harus menjadikan apa saja yang dia jalani sebagai jalan ibadah yang sempurna. Maka dia harus mengusakan semuanya dalam kondisi baik. Mencari ridha Allah dengan menghapal quran, tetapi di sisi lain juga menguatkan amal shalih dalam keseharian yang dia kerjakan.
Hapalan quran harus menjadikan dasar utama pembinaan akhlak seorang muslim. Semakin banyak ayat yang dihapal, seharusnya membuat dia semakin mengamalkan akhlak islami. Semakin disukai manusia dengan akhlaknya. Dan semakin menyala dengan kebaikan yang dia torehkan.
Di sisi lain, seorang individu muslim didorong tuk bisa menjadi teladan bagi masyarakatnya. Menjadi panutan bagi keluarga dan orang orang di sekitarnya. Maka jangan sampai dia berbuat kesalahan dan kerusakan. Ia harus bener bener menjaga dirinya dengan baik. Jangan sembrono, jangan asal asalan dalam melangkah. Semua akan dilihat dan dijadikan teladan.
Sejuta kebaikan yang sudah anda rintis bisa mendadak hilag karena keburukan yang anda lakukan. Orang tidak lagi ingat dengan kebaikan anda. Tapi orang akan sangat ingat dengan keburukan anda. Sedemikian cepat orang akan melupakan kita. Sedemikian cepat orang akan abai terhadap kebaikan kebaikan kita.
Maka menjadi teladan perlu keseriusan. Karena dia akan dicontoh dan dilihat, maka dia harus banyak melakukan hal hal baik. Beramal shalih, bermanfaat dan juga mengerjakan hal hal yang bisa mendatangkan sisi positif bagi banyak orang.
Kemudian hal lain yang bisa dikerjakan adalah terus menerus mau memerbaiki diri. Semangat mendengarkan nasihat dari orang yang lebih berilmu. Menjadi penghapal quran bukan kemudian merasa paling baik dari sekian orang yang baik. Merasa paling shalih dan juga paling bertakwa, karena kita sejatinya bukan siapa siapa.
Setiap orang bisa menjadi guru. Setiap orang juga bisa menjadi murid. Oleh karena itu semua ilmu bisa kita pelajari. Maka jadikanlah siapa saja yang sekiranya bisa kita ambil ilmu, kita ambil ilmunya. Menjadi lebih baik dengan banyak ilmu di sekitar kita.
Beberapa langkah berikutnya adalah membersamai orang orang yang baik akhlaknya. Karena kebiasaan mereka akan tertular kepada kita. Kita akan mudah untuk menjadi orang yang meniru. Jika yang kita lihat setiap hari adalah kebaikan. Maka akan lebih mudah bagi kita untuk meniru kebaikan. Jika yang kita lihat keburukan maka akan sering pula kita akan mudah meniru keburukan.
Syukurilah pertemanan yang baik. Syukurilah pergaulan yang baik. Dari itu semua akan menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih mulia akhlaknya. Berlomba lomba dalam kebaikan dan iman. Sangat senang dengan kemajuan diri dan juga kemajuan amal shalih kita.
Betapa banyak para penghapal quran menjaga hapalannya tapi tidak menjaga pergaulannya. Menjaga setiap ayat ayatnya tapi tidak menjadi setiap pengaruh buruk yang menimpa pada dirinya. Semuanya itu akan menjadi sebuah persoalan yang genting bagi seorang mukmin. Jika dia tidak mampu mewaspadainya.
Langkah berikutnya yang tidak kalah penting adalah menguatkan rasa takut kepada Allah. Hanya orang yang takut kepada Allah yang akan menjaga perilakunya. Tidak sembrono dalam melakukan pekerjaan tanpa perhitungan yang matang. Semua amal akan dihitung kelak dengan sangat rinci dan detail. Tidak akan terlewat sedikitpun. Maka orang orang yang selama ini tidak pernah punya rasa takut kepada Allah kelak akan menyesal. Mereka akan mengatakan kitab apa ini. Kenapa kita ini tidak melewatkan hal detail satu pun. Semua tercatat rapi dan tidak satupun yang tidak tercatat.