Kalau bicara sibuk, semua orang pasti sibuk. Hanya saja perlu dijawab, sibuknya ngapain saja. Sibuk dalam kebaikan atau sibuk dalam keburukan. Sibuk dalam kemaslahatan, atau sibuk dalam kemudharatan. Sibuk dalam ngejar dunia, atau sibuk dalam ngejar akhirat. Sibuk buk buk buk…
Seorang ulama, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil.”
Maka setiap kita berbuat baik, dan sudah selesai dengan perbuatan itu, maka bersegeralah melakukan kebaikan kebaikan berikutnya. Kenapa, sebab setan akan selalu pengen masuk ke dalam sela sela urusan kita. Saat kita lemah dan lengah, setan bisa saja dengan sangat mudah mengelabuhi kita.
“Faidza faraghta fanshab wa ila rabbika farghab”, “Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain” (QS Alam Nasyrah: 7-8)
Ayat ini menegaskan agar perintah Allah kepada nabi saw dalam melakukan aktivitas dan kerja tidak mengenal kata henti dan istirahat. Yakni bahwa setelah menunaikan tugas dan aktivitas maka cari aktivitas dan kerja lainnya. Karena pada hakikat amal tak kan pernah usai dalam kehidupan di dunia ini.
Selama hayat masih di kandung badan maka jangan pernah berhenti dalam beramal, berbuat, bekerja dan beraktivitas terutama untuk meraih dan menggapai pahala dan ridha Allah SWT.
Sekarang pertanyaannya, kita sibuk dalam soal apa? Apa saja yang kita kerjakan selama ini. Apakah kita hanya membuang buang waktu kita untuk bersendau gurau? Atau bahkan kita hanya mengejar dunia yang kita impikan selalu.
Setiap anak muda harusnya melihat pada diri mereka. Selama ini mereka berbuat apa saja untuk kehidupan akhiratnya. Pilihan sedemikian banyak, mereka harus lebih manfaat dari sebelumnya.
Ikatlah diri kita dengan ketaatan ketaatan terus. Jangan sampai ada jeda yang kita lakukan. Karena dengan jeda yang terlalu lama, akan membuat semangat menurun. Lalu setelah menurun akan membuat kita semakin jatuh dan kehilangan semangat juang untuk menjadi pribadi manfaat itu.
Fokuslah Pada Ketaatan
Jika ketaatan menjadi sebuah pilihan utama kita, maka kita akan menjadikan ketaatan sebagai prioritas utama. Karena dengan sebuah cita cita, akan memudahkan kita membuat tahapan tahapan untuk mendapatkannya. Maka untuk memilih kesibukan tentu saja kita perlu menyelaraskan dengan cita cita besar kita.
Kesibukan apa saja yang sekiranya bisa membuat kita semakin taat sama Allah. Aktivitas apa saja yang kira kira bisa mendekatkan kita kepada Allah subhana wa taala.
Allah berfirman: “Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah (finansial dunia harta) dan ingatlah Allah banyak banyak supaya kamu.beruntung (QS Jum’ah : 10).
Terkisah, Imam Abdullah Al Mubarak, seorang penghulu ulama di masa khalifah Harun Ar Rasyid, penghafal ribuan hadist hingga disebut amir mu’minin diantara kalangan penghafal hadist memiliki kebiasaan yang unik.
Beliau lebih memilih duduk sendirian di rumah daripada menghabiskan waktu berbicara dengan para shahabatnya. sehingga mereka pun bertanya:
“Apakah kamu tidak merasa kesepian?”.
Maka ia menjawab, “Bagaimana Aku akan merasa kesepian sedangkan saya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhi Allahu Anhu.”
dia melanjutkan:
“Saya menghabiskan waktu dengan para shahabat dan para tabi’in. saya melihat dan membaca tulisan-tulisan dan peninggalan mereka, maka apa yang akan saya perbuat dengan kalian? aku takutkan dalam percakapan kita akan lahir ghibah dan fitnah.”
Luqman Al Hakim berkata: ” Wahai anakku, carilah pertolongan dengan usaha yang halal, sebab tidaklah.seseorang itu dalam keadaan fakir, selain ia terkena tiga hal: Agamanya menipis. Akalnya melemah, kewibawaanya menghilang. Dan sebesar besar musibah dalam hal ini adalah hampir semua manusia meremehkan dirinya.”
Jadi sekarang yang perlu ditata adalah apa saja yang bisa kita lakukan. Sebab sama sama melakukan kesibukan, maka bagaimana kesibukan kita itu berkah. Mengundang pahala dari Allah dan menguatkan sisi ruhani kita. Karena pada dasaranya itulah yang akan kita lakukan dan kita inginkan.
Sibuklah dengan mengisi masa muda kita dengan kebaikan. Sibuklah dengan amal amal shalih unggulan. Jadikanlah diri kita selalu rakus mencari kebaikan kebaikan akhirat kita. Sebab nanti akan ada sebuah kenikmatan hati yang luar biasa. Ada semacam kehidupan yang kita dapatkan yang selama ini tidak pernah kita rasakan.
Tinggalkan Kesibukan yang Menipu
Jika hari ini ada sebuah kesibukan yang justru malah menguras tenaga tapi tidak memberi kebaikan apa apa, maka segeralah tinggalkan. Meski resikonya berat dan besar. Itulah sebuah resiko perjuangan hati. Ada kalanya kita harus memilih kesibukan kesibukan yang melenakan hati. Semakin sibuk semakin jauh dari Allah. Semakin sibuk semakin tidak mendapatkan pahala. Malah mendatangkan murka dan dosa. Inilah yang harus dipikirkan masak masak.
Ada banyak sekali kesibukan kita yang tidak memberi pengaruh baik untuk kehidupan akhirat kita. Semu dan cenderung menipu. Nampaknya sibuk ternyata malah semakin jauh dari Allah. Nampaknya sangat banyak kegiatan tapi ternyata malah semakin dekat dengan kemaksiatan.
Karena seorang yang beriman adalah mereka yang senantiasa meninggalkan hal hal sia dalam hidupnya. Meninggalkan apa apa yang tidak bermanfaat untuk akhiratnya. Sehingga dia benar benar fokus ingin mendapatkan kebaikan surga.