Dakwah Bagi Bagi Tugas

Dakwah seperti main bola. Semua punya tugas masing masing sesuai dengan keahliannya. JIka memang dia seorang kipper, baiknya dia selalu di gawang. Jangan sekali kali dia maju ke tengah. Apalagi jika dia malah berubah menjadi penyerang kanan atau kiri.

Bisa jadi dia memiliki keahlian itu. Tapi tugas tidak semata soal kemampuan. Karena kemampuan jika tidak dibarengi dengan kekuatan dan kemampuan maka akan menjadi sebuah rasa capek yang luar biasa.

Tenaga kita hanya terbatas saja. Tidak bisa terus menerus dalam posisi prima. Karena kekuatan seseorang itu terbatas. Tidak bisa terus menerus dipacu dalam kondisi yang berat.
Dakwah kadang kala membuat seseorang pengen berbuat apa saja. Semua mau dia lakukan. Sebagai pemikir dia oke. Tapi dia tidak merasa puas dengan itu. Lalu dia pun terjun ke lapangan sendirian.

Semua sisi dia atur dengan sedemikian rupa. Dia yang mikir, dia pula yang gerak. Dia yang mengkonsep dia pula yang melaksanakan konsep itu. Apakah tidak ada orang? Ada.

Hanya saja dia merasa tidak puas dengan pekerjaan orang lain. Dia punya standar yang tinggi dalam pekerjaannya.

Wal hasil, banyak pihak yang tidak kuat dengan hal ini. Kekuatan dia terbatas. Semua tidak ada yang jalan malah macet dan tidak bisa digerakkan kembali.
Tenaga habis terkuras dengan amanah amanah yang sangat banyak. Fisik tidak kuat dan tepar. Banyak kerjaan dan amanah dakwah yang terbengkalai. Kalau sudah begini salah siapa?

Mulai Bagi Tugas
Temen temen dakwah harus sadar bahwa kita bukan superhero. Harus mau berbagi tugas dengan pihak lain. Harus mau belajar untuk berbagi peran.

Seorang kipper harus berani oper bola ke pemain lain. Harus memberi kepercayaan kepada orang lain untuk membawa bola itu ke depan. Pemain lain pun juga sama. Dia harus mempercayai pihak lain untuk membangun serangan dengan baik.
Itulah yang disebut dengan kerjasama. Bukan hanya soal sama sama bekerja. Ia harus mengorganisasikan banyak hal. Karena dakwah bukan hanya soal satu dua orang. Tapi dakwah adalah soal mengusung sebuah tema besar.

Allah berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Qs.Al-Maidah : 2)

Seseorang yang berkecimpung dalam dakwah harus mau memimpin tapi di sisi lain juga harus mau dipimpin. Dia tidak hanya siap berkuasa dengan seabrek wewenang, tapi dia juga harus menjadi pribadi yang siap bertumbuh saat dipimpin.
Jadi dibutuhkan kemampuan untuk memberi kepercayaan kepada orang lain. Kerelaan kepada orang lain untuk menjadi sosok yang siap mengerjakan amanah.
Begitu banyak orang gagal dalam menguasai kemampuan ini. Mereka cenderung bersikap lebih baik saya kerjakan sendiri daripada harus saya kerjakan pada orang lain.

Pekerjaan orang lain selalu dianggap tidak pas dan tidak sesuai dengan standar dia. Dia punya standar sendiri yang orang lain susah untuk menggapainya.
Apapun yang dikerjakan orang lain dianggap kurang bagus dan kurang tepat. Lebih parahnya lagi, hal hal seperti ini kadang kala tidak ada standarnya sama sekali.
Standarnya hanya soal like and dislike saja. Mana yang dia suka maka dia akan sukai. Tapi mana yang dia tidak suka akan dia tinggalkan. Sehingga tim akan susah sekali untuk mengikuti keinginannya.

Dalam kerja kerja dakwah segalanya harus diukur dengan baik. Jangan sampai jalannya serampangan dan tidak tersistem dengan baik. Gaya gaya one men show sudah seharusnya selesai di zaman ini. Karena hal itu tidak lagi relevan dengan kondisi zaman yang serba maju.

Leader yang baik adalah leader yang mampu memunculkan leader baru yang lebih bagus dan lebih berkompeten. Leader yang baik bukan hanya bisa menginspirasi dan menggugah semangat saja, tetapi juga harus mampu memunculkan pemimpin baru di masa depan.

Dengan berbagi tugas, kita menghargai kemampuan orang lain. Bahwa semua orang pasti punya kemampuan yang spesifik. Ada yang pandai dalam soal konsep, tapi ada yang pandai dalam soal lapangan.

Di sisi lain, kita saksikan bahwa ada beberapa orang yang memang tidak mampu pada satu bidang tapi justru sangat lihai pada bidang yang lainnya.
Unsur unsur seperti ini harus diperhatikan secara seksama. Jangan sampai masing masing dai menjadi salah mendudukkan masalah masalah penting seperti ini.
Selanjutnya, berbagi tugas juga menunjukkan bahwa kita sadar bahwa kita pun punya keterbatasan. Tidak semua hal bisa kita kerjakan. Ada hal hal yang tidak bisa kita jangkau dengan secara seksama.

Pengakuan seperti ini sangatlah penting untuk dilakukan sebagai bagian dari menerima kenyataan diri sendiri. Karena dalam kerja dakwah penerimaan ini penting sekali. Orang harus paham posisi dan harus memahami diri agar bisa menempatkan dalam gerak dakwah secara lebih baik.

Bahu Membahu Mengusung Misi
Dakwah itu juga ada misinya. Ada yang dibawa dan ada yang diperjuangkan. JIka bagi bagi tugas dakwah ini menjadi satu kebiasaan yang baik, maka tujuan dakwah akan mudah digapai.

“Jika kamu ingin cepat berjalanlah sendiri. Tapi jika kamu ingin berjalan jauh, maka berjalanlah bareng bareng.” Begitulah kira kira kalimat motivasi yang sangat terkenal itu.

Jika pertimbangannya hanya soal dakwah jangka pendek, maka silakan kerja sendiri dengan target sendiri. Tapi jika yang diinginkan adalah kerja dakwah jangka panjang, maka penting kiranya untuk mepertimbangkan kerjasama yang baik.
Karena nafas dakwah yang kita inginkan adalah nafas yang panjang dan berkesinambungan. Bukan sekedar napas pendek yang bisa segera selesai begitu saja. Untuk itu dibutuhkan kerjasama yang baik. Saling menghargai dan juga saling menguatkan satu sama lain. Simpul simpulnya harus terus dikuatkan dengan baik.
Tentu saja perjalanan ini membutuhkan kesabaran yang optimal. Semakin sering dan semakin terbiasa dengan berbagi tugas maka kerja dakwah akan semakin nampak hasilnya. Semua bekerja dengan ritme yang sama. Dipandu dengan system yang sama pula. Bekerja sesuai dengan keahlian masing masing. Sehingga tercipta sebuah harmoni yang indah.

Burhan Sodiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *