Berpikir Besar Untuk Karya Besar

Oleh Burhan Sodiq

Seorang ustad mengatakan “Kita mudah sekali membayangkan kerja di luar negeri sebagai buruh. Tapi apakah kita pernah berpikir kalau mereka yang di luar negeri itu kerja di tempat kita. Menanam padi, membersihkan kotoran kambing dan sapi. Pernahkah?” Tanya ustad itu.

Lalu beliau bilang lagi. “Kita terlalu sering berpikir kecil tapi jarang berpikir besar. Orang besar itu pikiran pikirannya besar.

Seorang kawan juga merasa kalau selama ini bisnisnya mentok dan tidak jalan kemana mana. Seperti sudah menemukan tembok besar. Tidak bisa berkembang lagi. Lalu dia pun menyampaikan bahwa banyak sekali hambatan hambatan yang sangat besar.

Hal itu terjadi karena dia lebih suka berpikir lokal. Dia tidak berpikir besar. Bagaimana jika usahanya itu melebar ke manca Negara. Bagaimana jika usahanya ia kembangkan ke negeri tetangga. Itu pikiran pikiran besar bukan lagi berpikir sempit.

Kita terlalu sering terbiasa dengan keterbatasan. Bahkan keterbatasan itu seakan akan menjadi alasan tidak mau tumbuh dengan hal hal baru. “Saya hanya seperti ini kok. Tidak bisa bertumbuh lagi. Saya sudah seperti ini saja.”

Maka dia akan selalu menilai dirinya sendiri sebagai sosok yang terbatas dan tidak bisa berkembang. Jika ini dalam rangka untuk merendahkan hati, tidak ada masalah. Tapi jika ini dijadikan untuk tidak mau belajar dan tidak mau berpikir besar maka ini adalah sebuah kesalahan.

Pertama, kita harus memasang target besar dalam hidup kita. Tidak mesti harus ngoyo dalam mengejarnya. Biarlah nanti magnet ini menarik yang lain. Buatlah dulu magnetnya. Karena semua pasti berawal dari sesuatu yang sederhana. Anda mau membangun pesantren, bisa dimulai dari rumah tahfidz sederhana. Anda ajak ustad atau ustadzah bergabung.

Dari murid satu dua hingga lima. Lalu tambah dua rumah tahfidzh, tambah tiga, tambah empat. Lama lama anda akan terbiasa untuk mengelola yang kecil kecil itu menjadi lembaga pendidikan yang lebih besar lagi. Tapi ketika anda masih kecil, anda sudah punya gambaran besarnya.

Karena seringkali membuat gambar yang besar saja kita tidak mau. Alasannya banyak. “Jangan berlebih lebihan, biasa saja, jangan terlalu ngoyo, jangan terlalu berambisi.” Itulah banyak alasan yang disampaikan jika diajak berpikir besar.

Mungkin dari sebuah pertanyaan, kira kira anda ingin 5 tahun ke depan akan seperti apa hidup anda. Anda berpikir ke sana saja tidak mau. Ini bukan soal panjang angan angan. Tapi ini soal berpikir besar. Karena berpikir besar akan membuat kita mengerjakan hal hal yang besar.

Kedua, ciptakan gelombang maka frekuensi akan mengikuti. Menciptakan gelombang berarti membuat karya di awal awal. Maka orang orang yang sefrekuensi akan mendekat. Mimpi mimpi anda akan dikabulkan oleh Allah dengan cara yang Anda sendiri tidak akan tahu. Tiba tiba bertemu dengan orang orang yang tepat. Tiba tiba bertemu dengan orang yang sepemikiran. Bukankan orang akan berkumpul sesuai dengan ruhnya.

Sampaikan ide ide anda kepada siapa saja yang berpotensi menjadi partner dalam mewujudukan pikiran pikiran besar anda. Dengan begitu anda tidak akan merasa sendirian. Selalu ada kawan yang dipertemukan dalam momentum yang tepat dan manfaat.

Ketiga, Siap siap dengan persiapan terbaik

Sebuah bangunan tidak akan terjadi begitu saja. Berbulan bulan bahkan bertahun tahun mempersiapkannya. Mengumpulkan data, informasi, bahan bahan, tanya sana tanya sini dan yang lain. Mempelajari secara detail dan memahami secara baik. Lalu menjalani proses menyelami ini secara sadar dan berproses. Pelan pelan dinikmati.

Seperti mengumpulkan puzzle yang berserakan. Kalau satu persatu dikumpulkan maka akan menjadi banyak potongan yang akan tersambung. Tidak berceceran lagi. Tapi menjadi sebuah gambar yang tersambung dengan baik. Puzzle itu kalau berdiri sendiri tidak akan ada gambar yang bisa dilihat. Tapi kalau dia disatukan dalam satu bingkai yang sama, maka akan muncul gambar besar yang bisa dilihat dan dinikmati.

Keempat, Mencari Orang yang Tepat

Seringkali masalah terjadi berulang ulang bukan karena system yang salah. Hanya terjadi karena kita salah milih orang untuk kita ajak kerjasama. Kita perbaiki sistemnya tapi tidak ganti orangnya juga akan jalan di tempat. Tapi jika kita punya orang yang ahli dan paham persoalan, maka segala keruwetan itu bisa diatasi dengan mudah.

Jadi kuncinya lebih kepada memilih siapa yang terbaik di antara yang baik baik. Memilih siapa yang paling bisa kita andalkan untuk mengatasi masalah masalah itu. Hal hal besar bisa diwujudkan jika kita punya orang orang yang bisa kita andalkan tuk mewujudkan mimpi itu.

Jika setiap orang muslim berpikir besar dalam hidupnya, maka dia tidak akan sibuk dengan hal hal yang tidak berguna untuk akhiratnya. Karena akhirat jelas lebih besar daripada dunia ini. Karena jika di dunia kita mendapat kedudukan tinggi, tapi kita merada di akhirat, maka kita akan merugi luar biasa. Tidak ada yang bisa kita andalkan di akhirat kelak.

Maka apapun yang kita usahakan ini, semua karena ingin akhirat kita menjadi lebih baik. Jangan sampai akhirat tempat tinggal kita kelak, justru berujung pada sebuah keterpurukan.

Burhan Sodiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *