Omongan Orang


Oleh Burhan Sodiq

Pasangan muda baru aja menikah. Bertaburan cinta di hati keduanya. Bahagia luar biasa. Mereka mengontrak sebuah rumah.

Sang istri bahagia sekali. Kini dah punya rumah sendiri. Merasa seperti ratu. Dan rumahnya itu seperti istana baginya.

Datanglah orang tua perempuan tersebut. Mengabarkan sebelumnya bahwa mereka akan datang ke kontrakan anaknya. Pertama, silaturahmi.

Yang kedua ingin melihat Seperti apa rumah yang dihuni oleh anaknya tersebut. Ketika sudah sampai di rumah orang itu sang ibu tiba-tiba berceletuk. “Ini rumahmu? Seperti Inikah rumah yang kamu huni? Kenapa rumahnya kecil sekali? Kenapa rumahnya sangat sempit? Kenapa rumahnya juga bukan rumah yang bagus? Kenapa suami kamu tidak memilihkan kepadamu rumah yang sangat bagus untuk dihuni? Kenapa hanya rumah seperti ini? “

Tiba-tiba ada perasaan aneh di dalam hati perempuan tersebut. Dia yang awalnya bahagia dengan rumah yang dihuni bersama dengan suaminya berubah menjadi terpengaruh dengan kalimat-kalimat dari ibunya tadi.

Setelah ibunya pulang dia semakin berpikir “bener juga apa yang dikatakan oleh ibuku kenapa aku mau tinggal di rumah seperti ini. kenapa rumahku hanya seperti ini. Kenapa aku tidak minta rumah yang lebih besar lebih bagus lebih indah? Kenapa aku mau saja diberi rumah seperti ini? Ada apa denganku? “

Kawan-kawan kisah tadi hanya sebagai bagian dari salah satu contoh saja betapa omongan orang itu sangat berpengaruh terhadap diri kita.

Kita yang awalnya baik-baik saja dengan pikiran-pikiran Lurus kita menjadi berubah total hanya gara-gara omongan orang.

Maka omongan orang itu tidak bisa diremehkan. Dia bisa menjadi sebuah narasi yang bisa merubah pikiran orang-orang yang mendengarnya.

Ketika omongan orang itu baik dan kita mendengar kebaikan-kebaikan maka kita akan berubah menjadi baik.

Tetapi ketika omongan orang itu buruk maka dia membawa pengaruh-pengaruh keburukan kepada kita.

Orang-orang yang optimis menjadi pesimis ketika yang dia dengar setiap hari adalah omongan-omongan yang pesimis.

Akan tetapi seseorang yang pesimis bisa berubah menjadi optimis manakala dia sering mendengar omongan orang yang optimis untuk kehidupannya.

Jadi kawan-kawan saringlah omongan-omongan orang di sekitarmu tidak semuanya harus didengarkan. Akan tetapi pilihlah yang baik-baik untuk kehidupanmu.

Burhan Sodiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *