Anak Muda yang Menjaga Kehormatan Saudaranya

Oleh Burhan Sodiq

Kita sering mendengar dari media massa betapa orang mudah sekali mencederai sesamanya. Apa yang salah. Kenapa orang mudah sekali menzalimi sesama manusia. Kenapa kadang kita berpikir apakah dalam diri mereka tak ada lagi iman? Atau apa yang sedang terjadi dengan manusia di muka bumi ini.

Orang bisa saling melukai dan saling menzalimi. Mereka tidak peduli dengan iman yang ada di sekitar mereka. Sama sama beriman kepada Allah tetapi tidak saling mengasihi tetapi justru malah saling menzalimi. Tentu saja hal ini satu kondisi yang buruk dan tidak baik. Apalagi bagi anak anak muda yang harus memahami ini sebagai sebuah masalah serius.

Islam agama yang sempurna. Dalam islam juga diatur soal kepemilikan harta. Kepemilikan menurut ulama dibagi menjadi tiga. Milik pribadi, milik umum dan milik negara.

Maka setiap individu muslim harus menjaga kepemilikan saudaranya. Jangan sampai ia justu mengambil punya saudaranya tanpa haq.

Dari Jabir radhiallahu’anhu di tengah haji bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: “… sehingga saat matahari tergelincir, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar unta Al-Qashwa’ dipersiapkan. Ia pun dipasangi pelana. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi tengah lembah dan berkhutbah: ‘Sesungguhnya darah dan harta kalian, haram bagi sesama kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini di negeri kalian ini…‘“ (HR. Muslim).

Tidak boleh bagi seorang pemuda menganiaya saudara seimannya hanya karena urusan urusan sepele. Apalagi sampai pada penghilangan nyawa. Dia harus menghindari hal itu. Semua masalahbisa diselesaikan dengan duduk bareng dan membicarakannya. Bukan malah saling berpikir bagaimana menghilangkan nyawa satu dengan yang lainnya.

Dari Fadhalah bin Ubaid radhiallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda ketika haji wada: “Maukah aku kabarkan kalian tentang ciri seorang mukmin? Yaitu orang yang orang lain merasa aman dari gangguannya terhadap harta dan jiwanya. Dan muslim, adalah orang yang orang lain merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan mujahid, adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah. Dan muhajir (orang yang hijrah), adakah orang yang meninggalkan kesalahan-kesalahan dan dosa” (HR. Ahmad).

Seorang mukmin harus betul betul memahami dan memaknai hadits itu dengan baik. Ia harus benar benar mengamalkan hal ini dengan secara sungguh sungguh. Jangan sampai dia justru malah menyengaja melakukan sebuah kesalahan.

Seorang mukmin adalah orang yang orang orang aman dari gangguannya. Artinya sekuat tenaga dia tidak akan mengganggu orang lain di sekitarnya. Imannya yang akan menjaganya menjadi pribadi yang baik. Bukan malah imannya yang membuat dia mencederai orang lain. Di sinilah letak kemuliaan orang orang beriman itu. Iman yang ada di dalam dirinya membawanya pada sebuah kemaslahatan yang besar.

Bisa jadi dalam kehidupan ini kita menemukan banyak orang yang tidak menarik. Mereka suka membuat kita sebal dan jengkel. Hal seperti ini wajar terjadi. Sikap yang kita lakukan bukan malah membalas dengan tindakan menjengkelkan yang sama. Tetapi kita justru harus berpikir bagaimana orang lain tidak jengkel karena perbuatan kita.

Lelah hati ini jika kita selalu membalas keburukan orang dengan keburukan yang sama. Hancur sudah kelak akhlak kita sebagai seorang anak muda jika ini terjadi. Karena anak muda islam harusnya identik dengan akhlak yang baik yang muncul karena iman yang baik pula.

Maka setiap kita harus mematuhi hal ini. Jangan sampai kita melanggarnya dan melakukan kesalahan kesalahan yang dilarang agama.

Dari Salamah bin Qais Al Asyja’i radhiallahu’anhu ia berkata: Rasullullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda ketika haji Wada: “ketahuilah ada empat hal (yang paling penting), yaitu janganlah kaluan menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, janganlah kalian membunuh jiwa yang Allah haramkan untuk membunuhnya kecuali dengan hak, janganlah berzina, dan janganlah mencuri” (HR. Ahmad).

Maka urusan ini bukanlah urusan yang remeh. Namun banyak orang meremehkannya.

Seorang lelaki menulis surat kepada Abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma yang berisi: “tuliskanlah untukku sebuah tulisan yang mencakup semua ilmu”. Maka Ibnu Umar pun menulis sebuah tulisan untuknya yang berisi: “Sesungguhnya ilmu itu banyak, namun jika engkau mampu untuk bertemu Allah di hari kiamat dalam keadaan menjaga darah kaum Muslimin, menjaga harta mereka, dan menahan lisan dari merusak kehormatan mereka, maka lakukanlah.”

Jagalah kehormatan orang mukmin di sekitar anda jika anda seorang mukmin. Janganlah sekali kali berzina. Karena berzina itu akan merendahkan kehormatan seorang wanita. Ia akan menimbulkan noda di hati dan di ingatannya. Selalu akan teringat dengan hal hal buruk. Ini akan berdampak pada hidupnya di masa datang. Apakah kita rela membubuhkan sebuah kenangan buruk pada orang lain?

Jagalah pula hak milik saudara kita. Jangan sampai kita mencuri hak milik orang lain. Harta yang mereka miliki kita rampas, kita curi dan kita ambil. Maka jika itu terjadi, maka kita telah melakukan kezaliman pada hak milik orang lain. Akankah hal ini akan menjadi sebuah amal yang membanggakan? Ataukah ini akan menjadi sebuah tindakan yang memalukan?

Burhan Sodiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *