Oleh Burhan Sodiq
Dakwah menjadi sebuah peluang untuk menebar kebaikan bagi semesta. Maka dibutuhkan tenaga yang prima, sdm yang bisa diandalkan dan juga semangat yang kuat membara. Karena perjalanan dakwah bukan perjalanan yang pendek dan singkat. Melainkan sebuah perjalanan yang sangat panjang dan lama.
Bekal apa saja yang dibutuhkan seorang pemuda untuk menjalankan misi suci ini? Meninggikan kalimat Allah, mengangkat yang ma’ruf dan menenggelamkan yang munkar?
Pertama, Kekuatan moral dan spiritual menjadi modal utama dan pertama dalam setiap pergerakan. Bagaimana seorang aktivis dakwah menjadikan dirinya sebagai teladan buat mad’unya. Tidak hanya fokus pada soal bagaimana delivery yang baik, bagaimana menyampaikan yang mengesankan, tetapi juga fokus pada soal bagaimana akhlak dia di hadapan masyarakatnya.
Kekuatan moral untuk melakukan perbaikan. Tidak hanya cakap dalam soal pengetahuan keislaman, teguhnya prinsip keimanan, bagusnya tutur kata sebagai manusia beriman, tetapi juga lebih kepada bagaimana selalu shalih dalam menjaga muamalahnya.
Sehingga tidak akan terjadi sebuah kemaksiatan, karena moral dijunjung tinggi. Tidak akan berani mengkhianati sebuah janji setia sebagai seorang mukmin. Tetap semangat dalam hal hal baik, dengan mengutamakan moral yang terbaik.
Semangat boleh tinggi, tetapi urusan moral tidak boleh ditinggalkan. Bagaimana menyala api semangat luar biasa, tetapi soal moral juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Maka tidak akan ada cerita seorang remaja dakwah yang tinggi semangatnya, tetapi sering bohong dan sering menipu.
Modal kedua ialah kemampuan intelektual. Seorang remaja dakwah harus bisa mengelola aktivitasnya. Selain mampu berdakwah dan semangat dalam bergerak maju, ia tidak boleh mengesampingkan soal intelektualitasnya. Bagaimana dia selalu mengasah intelektualitasnya semakin hari semakin baik.
Memberikan nutrisi terbaik kepada pemikirannya. Membaca buku, mengikuti diskusi dan berbagai aktivitas keilmuan lainnya sebagai pemompa inteletualitasnya. Tidak hanya diam, dan tidak peduli dengan kebutuhan nutrisi pikiran. Tetapi terus mencoba untuk mengembangkan diri dalam ranah pemikiran.
Dakwah adalah sebuah sinergi antara semangat, aktivitas, dan juga kecerdasan. Cerdas dalam memilih langkah terbaik, memilah keputusan terhebat dalam dinamika dakwah islam. Dakwah kadang dihadapkan pada problematika yang sulit dan pelik. Maka intelektualitas dibutuhkan dalam posisi posisi seperti ini.
Modal ketiga adalah ideologi atau idealisme yang dengannya kita mempunyai visi dan misi perjuangan yang jelas. Dakwah yang tidak mengusung visi dan misi seperti peluru yang tanpa amunisi. Dia bisa meluncur, tetapi tidak akan mematikan apa apa.
Maka dakwah yang terbaik adalah dakwah yang memiliki misi yang terus dijaga. Bagaimana bisa menyampaikan visi dan misi ke dalam setiap progrm dakwahnya dan tidak hanya fokus pada aspek mencari maslahat saja. Tetapi juga fokus pada soal menyampaikan kebenaran, menyampaikan kebaikan dan mengubah masyarakat dari kebodohan menuju terangnya hidayah.
Maka ideologi yang kita usung, adalah ideologi islam. Mengusung kebenaran islam, menyentuh orang orang dengan hidayah islam. Meninggikan islam sehingga hanya islam saja yang menjadi pedoman hidup di dunia ini.