Menjadi Orang yang Dicintai

Oleh Burhan Sodiq

Setiap kita pasti suka jika menjadi orang yang dicintai.  Dirindukan kehadirannya, banyak teman dan bisa banyak koneksi. Tapi apakah kita tahu bagaimana cara menjadi orang yang dicintai itu?

Pertama, kita harus ikhlas dalam melakukan sesuatu.

Janganlah kita mudah sekali menaruh kecurigaan pada setiap orang. Seolah olah semua orang salah pada kita. Tetapi jadilah manusia yang selalu bersikap ikhlas dalam banyak hal. Melakukan sesuatu dengan ketulusan dan bukan dengan keburukan.

Keikhlasan yang dimaksud adalah menjadikan Allah sebagai satu satunya tujuan. Bukan menjadikan dunia dan yang lain sebagai tujuan kita beramal.

Prinsipnya kita harus tahu bahwa apa saja yang kita keluarkan untuk agama Islam ini, semuanya akan diganti Allah dengan sesuatu yang lebih baik. Akan dimuliakan dan akan diberikan kecukupan dalam setiap kehidupan kita.

Kita tidak akan dibuat kekurangan dengan apa saja. Karena rahmat Allah meliputi sesgala sesuatu. Tenang dan berpasrah kepada Allah atas apa apa yang kita harapkan. Maka kalau sudah seperti ini, kecintaan makhluk akan menjadi sebuah keniscayaan.

Jika orang sudah tidak butuh dunia, maka Allah yang akan memuliakan dia di depan makhlukNya.

Seorang ulama yang bernama Sufyan Ats Tsauri pernah berkata, “Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.”

Maka seorang anak muda harus memerhatikan selalu niatnya ini. Jika ia terlibat dalam sebuah amal shalih, seharusnya niat ikhlas diutamakan selain niat niat yang lain. Jangan ada bisikan bisikan yang membuat kita berubah niat. Dari niat yang awalnya hanya untuk Allah berubah menjadi untuk tujuan lain lainnya.

Terkadang ia ikhlas, di lain waktu tidak. Padahal, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, ikhlas merupakan suatu hal yang harus ada dalam setiap amal kebaikan kita.

Amal kebaikan yang tidak terdapat keikhlasan di dalamnya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Bahkan bukan hanya itu, ingatkah kita akan sebuah hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa tiga orang yang akan masuk neraka terlebih dahulu adalah orang-orang yang beramal kebaikan namun bukan karena Allah?. Ya, sebuah amal yang tidak dilakukan ikhlas karena Allah bukan hanya tidak dibalas apa-apa, bahkan Allah akan mengazab orang tersebut, karena sesungguhnya amalan yang dilakukan bukan karena Allah termasuk perbuatan kesyirikan yang tak terampuni dosanya kecuali jika ia bertaubat darinya, Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An Nisa : 48)

Jika orang itu tulus, maka banyak orang akan menaruh simpati dan suka kepada dia. Karena orang orang yang tulus akan senantiasa mendapat tempat di hati masyarakat. Ia tidak mengambil bagian dari apa apa yang ada di depannya. Ia hanya terus menerus memperbaiki dirinya di hadapan Allah.

Maka sebaiknya kita selalu berdoa kepada Allah:

« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »

 

“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad)

Kedua, Ramah kepada Setiap orang.

Saat awal awal orang melihat kita, pasti yang dilihat adalah akhlak kita. Bagaimana tutur kata kita, pembawaan kita dan sopan santun kita. Mereka akan melihat sejauh mana kita bersikap kepada orang lain. Maka ramah kepada setiap orang yang kita temui adalah penting.

Abdullah bin Amru bin Ash RA ber ta nya kepada Rasulullah SAW, “Bagai manakah Islam yang baik itu?” Beliau menjawab; “Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun tidak.” (Mut tafaq ‘alaih)

Abu Umarah al-Barra’ bin Azib RA berkata, “Rasulullah SAW menyuruh kami melaksanakan tujuh hal, yakni menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah, mendoakan orang yang bersin, menolong orang yang lemah, membantu orang yang teraniaya, me nyebarluaskan salam, dan menepati janji.” (Muttafaq alaih).

Jadilah pribadi yang selalu menyemai perdamaian dan kebaikan kepada siapa saja. Sebab perdamaian itu indah. Ketentraman dan kebahagiaan bisa diwujudkan ketika kita menjadi pribadi yang suka menebarkan perdamaian kepada banyak orang.

Setiap orang yang mendapati kita berbuat baik kepada mereka, pasti akan memberi respon yang baik. Mereka senantiasa menjadi orang orang yang bisa melakukan kebaikan pada kita. Tidak merasa sombong dan menutup diri.

Ilmu ini dipakai oleh para marketer yang sibuk mencari pelanggan. Mereka menjual produknya dengan wajah yang manis dan menawan. Mereka berikan keramahan yang luar biasa untuk mendapatkan simpati dari calon pelanggannya. Harapannya sang pelanggan akan terkesan dan akan suka dengan dagangan mereka.

Inilah faktanya. Para pedagang saja menggunakan keramahan untuk mendapatkan simpati pelangga. Lalu bagaimana dengan kita yang diharapkan bisa menarik simpati umat Islam. Agar umat Islam suka dengan diri kita dan mau menerima dakwah kita.

Bukankah kita juga sangat suka jika orang lain ramah pada kita. Mereka senyum dan menyapa kita dengan baik. Lalu kenapa kita juga tidak memberikan senyuman yang sama?

Ketiga, Memiliki Sikap Rendah Hati.

Manusia secara umum tidak menyukai orang yang sombong. Tinggi hati dan bersikap seolah paling benar. Menjadi pribadi yang petentang petenteng kesana kemari dengan gaya arogan. Orang tidak suka dengan gaya model orang seperti itu. Sudah pasti mereka akan menghindarinya dan tidak mau bergaul dengannya.

Kalau ada orang seperti ini, manusia cenderung menghindar dan mencari komunitas lainnya. Maka jika ada orang sombong biasanya mereka akan dijauhi dan dikucilkan. Manusia lebih menyukai orang orang yang manis dan santun. Memiliki sikap rendah hati dan tidak meremehkan ornang lain. Selalu melihat pada orang lain ada kebaikan yang bisa dia ambil. Tidak  menjadikan orang lain sebagai saingan yang dianggap mengancam. Tetapi menganggap orang lain sebagai cermin untuk berkaca apa kelebihan dan kekurangn kita

Meski kita dikaruniai Allah dengan banyak kelebihan dan potensi, janganlah kelebihan dan potensi itu digunakan untuk kemaksiatan. Jagalah diri kita dengan baik. Carilah banyak alasan buat kita untuk mengikis kesombongan. Jangan sampai keangkuan itu merusak amal amal kita selama ini.

Keempat Jadilah Pendengar yang Baik

Tidak semua orang punya kemampuan mendengar yang baik. Seringnya orang pengennya berkomentar bukan malah mendengarkan. Mereka cenderung lebih suka didengar dan dipahami, daripada mendengar dan memahami orang lain. Maka jika kamu termasuk pribadi yang bisa menjadi pendengar yang baik, maka aka nada banyak kebaikan buat kalian.

Allah menciptakan kita dengan dua telinga dan satu mulut, salah satu hikmahnya adalah agar kita lebih banyak mendengar daripada bicara. Bicara yang baik baik saja dan tinggal kan buruk buruknya. Sebab tidak semua orang bisa baik terus. Ada kalanya mereka akan menjadi pelaku kesalahan dan ketergelinciran.

Selami masalah orang yang ingin anda dengarkan. Lakukan pemikiran yang baik. Jangan gegabah dan tergesa gesa dalam memberikan masukan. Semua akan menjadi indah bila kita kembali kepada syariah.

Burhan Sodiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *